Memperkuat Keamanan Finansial Digital
Di zaman ini kita sangat dimudahkan dengan hadirnya beberapa layanan finansial digital atau fintech seperti aplikasi m-banking, e-wallet, dan lain-lain untuk melakukan transfer, pembayaran, menabung, dan berbagai macam transaksi lainnya. Di samping kemudahan tersebut, pastinya terdapat risiko yang lumayan serius jika kita lalai dalam menerapkan berbagai aspek keamanan, bisa-bisa rekening dibobol dan dikuras tanpa disadari dan hal ini terjadi sangat sering! Saya sendiri merasakan betapa banyak pesan-pesan berisi link phishing untuk mengirim data sensitif seperti identitas, nomor kartu debit, dan lain-lain kepada para penipu. Saya membayangkan hal ini terjadi kepada orang awam, tentunya mereka akan lebih mudah untuk terkecoh.
Langkah-langkah Efektif Untuk Mengamankan Akun-akun Fintech
Saya melakukan beberapa cara untuk mengamankan beberapa akun bank atau wallet, dan hal ini saya rasa sangat ampuh.
Menerapkan 2 Factor Authentication
Hal ini merupakan standar keamanan yang dasar akan tetapi sangat vital untuk memperketat keamanan akun-akun dari para pembobol. Selain itu, saya menyimpan back-up codes terhadap seluruh akun saya secara fisik (diprint dengan kertas) dan disimpan di tempat yang sangat aman.
Menggunakan Nomor Telepon Rahasia
Saya membeli nomor telepon rahasia yang tidak diketahui oleh siapa-pun untuk login ke akun-akun m-banking dan fintech. Jika kita menggunakan nomor telepon yang diketahui banyak orang, tentunya hal ini menjadi risiko tersendiri. Nomor telepon kita akan sangat mudah tersebar dan bisa jadi orang-orang yang mengetahui nomor telepon kita bisa saja membuat laporan kehilangan palsu, kemudian mereka menghubungi pihak bank dan berpura-pura bahwa nomor telepon tersebut adalah miliknya. Tentunya, pihak bank akan menanyakan beberapa hal seperti nama ibu kandung, tanggal lahir, dan nomor rekening dan data-data tersebut sangat mungkin didapatkan dengan mudah. Biasanya, saya tidak meng-install aplikasi chat seperti WhatsApp atau Telegram dengan nomor rahasia ini untuk mencegah chat penipu. Jika diperlukan, maka saya akan selalu mengabaikan chat apa pun melainkan chat resmi dari bank atau aplikasi e-wallet.
Menggunakan Email Rahasia
Selain nomor telepon, saya juga menggunakan email rahasia yang juga tidak diketahui oleh siapa-pun, tidak mudah untuk ditebak, dan tidak menggunakan provider yang umum seperti Gmail, Outlook, atau Yahoo. Selain keamanan, menggunakan email khusus untuk perbankan juga mempermudah saya untuk mengelola keluar masuknya transaksi dan tidak bertumpuk dengan email yang lain seperti dari pekerjaan, marketing, dll.
Menggunakan Multiple Bank Account
Saya menggunakan beberapa akun bank untuk memecah uang agar tidak bertumpuk di satu rekening. Sehingga, andai saja (naudzubillah) pembobol benar-benar bisa meretas salah satu akun saya, maka uang saya tidak hilang seluruhnya. Cara ini memang tidak berlaku bagi orang yang menginginkan keuntungan dengan menyimpan banyak uang di salah satu bank. Namun, saya bukan tipe orang yang mengharapkan keuntungan tersebut (seperti bunga, benefit dan deposito).
Menggunakan Multiple Debit Card
Saya menggunakan kartu debit yang dipisah-pisahkan berdasarkan keperluan dan mengatur limit masing-masing debit tersebut, tentunya saya menggunakan bank yang memiliki fitur kompleks untuk hal ini. Saya juga menggunakan bank yang memiliki fitur kartu debit digital untuk kemudahan. Anggap saja saya lalai (naudzubillah) seperti dompet saya terjatuh dan ditemukan orang, maka orang tersebut tidak bisa menggunakan kartu debit melebihi limitnya. Atau, saya memasukkan nomor kartu debit ke salah satu website untuk melakukan pembayaran, dan ternyata website tersebut adalah phishing.
Memantau Subscribing Services
Terkadang saya memasukkan nomor debit ke layanan-layanan tertentu seperti Google Play, Copilot, dll. Selain menggunakan kartu debit khusus yang telah diatur limitnya untuk hal itu, saya juga terus memantaunya sehingga layanan tersebut tidak terus menerus menarik uang meskipun saya tidak menggunakannya. Sekali-kali saya juga akan menghapus kartu debit secara paksa jika ada beberapa layanan yang tidak berguna yang saya lupa unsubscribe.
Tidak Menggunakan Wifi Publik Untuk Melakukan Transaksi
Saya menghindari menggunakan wifi publik seperti kafe, hotel, halte, atau stasiun kereta untuk melakukan transaksi perbankan karena hal tersebut sangatlah rentan dari serangan MITM (man in the middle). Meskipun bank memiliki keamanan software yang kuat, tentunya mencegah hal ini lebih baik daripada harus mengambil risiko lebih.
Ganti PIN Secara Berkala
Hal ini biasanya disarankan oleh perbankan agar kita mengganti PIN setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali untuk memperkuat kemanan akun-akun kita. Selain PIN, kita juga perlu mengganti password secara berkala.
Apakah Perlu Menggunakan Auto Payment?
Beberapa orang memiliki kekhawatiran ketika menggunakan Auto Payment seperti Oneklik BCA atau menggunakan kartu debit untuk melakukan beberapa pembayaran secara otomatis. Fitur tersebut sangat bagus dan kita berhak menggunakannya untuk mempermudah transaksi, akan tetapi sebaiknya atur limitnya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Misalnya, ketika handphone digunakan anak kecil dan ternyata dia membayar sesuatu yang sangat mahal. Seperti yang saya sarankan, buatlah rekening atau debit khusus untuk melakukan pembayaran seperti ini dengan limit tertentu sesuai kebutuhan. Jangan hubungkan rekening yang memiliki saldo sangat besar untuk melakukan pembayaran otomatis ini.
Kesimpulan
Beberapa poin di atas adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk mengamankan uang-uang digital kita, akan tetapi tidak harus diimplementasikan seluruhnya. Namun, keamanan yang berlapis bisa memberikan ketenangan bagi kita daripada hanya menerapkan satu atau dua layer keamanan saja. Kejahatan digital di zaman sekarang dengan berbagai modusnya sangatlah luar biasa dan tidak terduga-duga, oleh karena itu kita perlu sadar akan hal ini. Jangan sampai menyesal setelah kita kehilangan uang dalam jumlah besar karena menyepelekan beberapa aspek keamanan.